Kamis, 06 Januari 2011

TAFSIRAN KEJADIAN 12:1-9


EXPOSISI
POKOK-POKOK PIKIRAN
Ayat 1-3    :  Tuhan berfirman kepada Abram untuk keluar dari negerinya disertai dengan  pemberian janji-janji
Ayat 4-6    :  Abram melaksanakan perintah Tuhan
Ayat 7-9    :  Perintah Tuhan kepada Abram untuk mendirikan mezbah di tempat yang di tunjuk oleh Tuhan.

PAPARAN
Ayat 1-3 : Panggilan Allah : Firman-Nya, Titah-Nya, Perjanjian-Nya, Pesan-Nya, Perintah-Nya, Suruhan-Nya.
                   Pada ayat 1a dimulai dengan kata “Wayomer YHWH el Avram” ,Wayomer diterjemahkan dengan berfirman, dalamhal ini perkataan yang keluar dari mulut Allah.(bnd Kej 1:3, 6,9,11,14,20).  Seperti dalam Kejadian (menjalankan) Sejarah, demikianlah juga dalam Kejadian 12:1 . Allah dalam bagian ini tidak dijelaskan bahwa Allah nampak, dalam bentuk apapun seperti semak yang menyala (Kel 2:3), (Kel 13:21-22).  Sehingga nyata tidak nampak dalam wujud atau simbol apapun tapi hanya suara yang berbicara kepada Abram. Sehingga ini merupakan rencana Allah kepada Abram. Pada ayat 1b yang dimulai dengan Pergilah dari negerimu, penyembahan keluarga Terah kepada berhala (bnd. Yos 24:2) harus ditinggalkan dan ketaatan harus dipersembahkan kepada ketuhanan Yahweh. Pada bagian ini merupakan salah satu perintah kepada Abram untuk menjalankan misi Allah. Pergilah dari negerimu, dan dari sanak saudaramu, dan dari rumah bapamu. Panggilan Allah adalah pada satu pihak suatu pangilan negatif: meninggalkan, memisahkan diri, menceraikan diri, mengasingkan diri, menyangkal ikatan-ikatan yang tertinggi dan agung bagi setiap manusia karena kelahiran. Kehidupan Abram selanjutnya tidaklah lagi ditemukan dan dibentuk dan ditetapkan oleh asal-usulnya dan oleh suasana masyarakat dan marganya, oleh sekitarnya dan latarbelakangnya, oleh lingkungan dan golongannya, melainkan semata-mata oleh firman dan panggilan Allahnya, Tuhan semesta alam.
            Dari negerimu (me’artseka, erets) : Itulah pengaruh dan kepentingan daya dan kuasa negeri asal, tanah air, tanah tumpah darah. Tiap-tiap negeri, tiap-tiap tanah, tiap-tiap daerah mempunyai dewa-dewa, cita-cita, adat-istiadat, filsafat dan ekonomi, yaitu sifat alamiah, watak dan kecenderungannya sendiri. Negerimu mewakili pengaruh-pengaruh dunia sekitar, tetapi dari sanak saudaramu menguraikan lingkungan manusia yang sedarah-sedaging, semarga, semoyang, sekerabat, sekaum keluarga, se sanak saudara. Tiap-tiap orang mengetahui bagaimana kuatnya pertalian darah. Tetapi itulah juga banyak perselihan dan peperangan oleh karena setiap manusia memprokalmir mempunyai bermacam-macam keturunan dan asal-usul. Abram dipanggil meningalkan sanaknya,aitu menyangkal, tidak mendengarkan, dan tidak mematuhi saudara darah dan hanya mematuhi suara Allah.  Dari dari rumah bapamu (beyt abika) adalah sebagian dari “sanak saudara” (moleded= misypakha). “rumah bapa” termasuk seoarang suami, istri, anak-anaknya yang laki-laki serta istri-istri mereka dan anak-anaknya yang perempuan (masih dara). Dengan ini Abram dilepaskan (diluputkan, dibebaskan) dari segala hak (perlindungan, pemeliharaan) dan dari segala kewajiban baik secara tanah maupun secara dara dan semata-mata diserahkan serta dipautkan kepada panggilan Allah.
            Ke negeri yang akan Kutunjukan kepadamu sebagai kata pengganti dari negeri asal yang harus ditinggalkan Abram maka Allah menjanjikan suatu negeri yang baru dengan ini kurban yang dituntut oleh Allah bukan hany penyangkalan dan peniadaan hidup saja melainkan kehidupan dan tujuan kepada kehidupan dan tanah yang baru. Namun belum diketahui negeri yang ditunjukan oleh Allah. Yang akan Kutunjukan kepadamu tujuan dan akhir perjalanan itu tersembunyi dalam akhir perjanjian atau janji Allah. Abram tidak diberitahu tujuannya sehingga ia dapat mengambil keputusan baik jeleknya negeri yang baru itu. Kapan, dimana dan dengan apa Abram akan sampai di sana tetap dirahasiakan Allah. Abram diikat dengan kesetiaan kepada Allah yang tidak kelihatan. Dan ia terikat oleh kepatuhan Firman Allah. Selanjutnya pada ayat 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat. Bangsa yang besar; goy (bangsa) mengandung didalamnya daerah dan rakyat. Iman Abram menerima dalam janji ini kota Allah yang termasuk pada “tanah air yang lebih baik, yaitu yang sorgawi” (bnd. Ibr 11:10, 13-16), ia akan menjadi bangsa yang besar, orang yang istrinya mandul, yang tidak punya harapan lagi akan keturunan, dijanjikan keturunan yang besar. Dalam PL isi berkat Allah sangat dekat berhubungan dengan keturunan (bnd. Kej 1:22,28).
            Allah memberkati Abram (=memberikan berkat). Berkat dalam PL berarti bermacam macam pertambahan kehidupan, pergandaan penghidupan; barangkali kata berkat yang pertama dalam ayat 2 dapat dipahamkan mengenai harta benda Abram[1]. Tetapi kata berkat kedua “dan engkau akan menjadi berkat” dengan segera membatasi pengertian yang pertama itu. Abram bukan hanya menerima apa-apa (suatu berkat), melainkan Abram dijadikan berkat. Dengan ini pengertian berkat sebagai harta benda saja dibatalkan: Abram bukan hanya menerima apa-apa, melainkan Abram diubah menjadi orang baru: pembawa kehidupan, pemikul keselamatan, pembuat perdamaian, pemberi sejahtera dan keamanan, pembina kebenaran dan keadilan, pendiri ibadat yang tulen. Dalam kata berkat itu terkandung keselamatan yang terakhir dan tertinggi, yang diberi Allah kepada manusia.
            Nama Abram menjadi masyhur dibuat Allah: Ia menjadi seorang yang kenamaan, seorang yang ternama, seorang yang berpengaruh pada banyak orang. Abram akan menjadi seorang tokoh yang ditiru oleh banyak orang dan yang mempengaruhi banyak bangsa. Ketiga karunia itulah yang akan memenuhi negeri baru  yang akan ditunjukan Allah kepada Abram. Semuanya memenuhi hidupnya diwaktu perjalanannya. Tetapi berkat (keselamatan) itu tidak terbatas pada dirinya dan golongannya sendiri. Sebab itu Abram harus berjalan, harus keluar dari negerinya, supaya ia membawa berkat Allah kepada semua negeri dan tanah yang dilewatinya dan kepada segala kaum dan bangsa yang dijumpainya. Kemudian dalam ayat yang ke-3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
            Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau : Didalam Abram segala macam manusia akan mengenali dan mengenali dan mengakui berkat dan keselamatan dari Allah, Tuhan semesta alam. Dan banyak orang akan menerima baik dan menyambut Abram sebagai pembawa berkat (keselamatan). Mereka semuanya akan menerima bagian dan warisan berkat yang sama dengan yang dipunyai Abram. Keselamatan yang dari Allah tidaklah terbatas, adalah universal, ditunjukan kepada seluruh manusia, kepada seisi dunia, tetapi dengan perantaraan Abram dan bukan tanpa keputusan yang harus diambil di waktu berhadapan dengan Abram. Dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau : Bukan semua orang akan memberkati (menerima baik) Abram. Bukan seluruh kemanusiaan akan mengambil alih rencana keselamatan yang dari Allah, melainkan menolak sekuat-kuatnya. Kehendak Allah untuk menyelamatkan itu adalah seluas manusia seisi dunia, tetapi toh merupakan rahasia, bahwa sejumlah manusia melawan dengan hebat (mengutuk) dan tidak mengambil alih jalan keselamatan yang dari Allah, yaitu tidak mengikuti Abram dan tidak mau dipengaruhi olehnya (bnd Kis 16:20-21). Mereka memandang ke belakang, ke masa lampau, kepada adatnya sendiri.
            Sebab itu mereka mengutuk, mengejar dan meniadakan Abram itu. Orang yang demikian itu bukan hanya tidak menerima berkat Allah, melainkan juga akan dikenai hukuman Allah, mereka akan terkutuk. Dimana Abram lewat, dunia tidak dapat tetap tinggal lagi seperti dulu melainkan seisi manusia dihadapkan kepada pengambilan keputusan pro (untuk) atau kontra (melawan) Allah dan tindakan keselamatan yang dilakukanNya. Abram adalah bapak Israel dan bapak segala orang yang percaya (=gereja Yesus Kristus). Sebab itu ketiga ayat yang berisikan panggilan kepada Abram adalah luar biasa pentingnya untuk gereja Yesus Kristus. Tetapi bagaimanapun sikap dan keputusan yang diambil oleh bermacam-macam manusia terhadap Abram, mau tidak mau Abram tetap tinggal orang yang diberkati Allah dan yang memberkati manusia.
            Olehmu semua kaum dimuka bumi akan mendapat berkat, itulah kemauan Allah. Alangkah besar pemanggilan Abram. Berkat itu diberikan dengan perantaraan Abram dan keturunannya (bnd. Kej 22:18; 26:4; 28:14), tapi berkat itu adalah berkat Allah.
Ayat 4-6 : Proses Perjalanan; Pemberitaan Keselamatan
            Pada ayat 4: Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya” : Dari firman dan panggilan Allah yang dituruti oleh segala kuasa semesta alam, tetapi yang diabaikan dan ditolak oleh manusia, untuk pertama kalinya dipatuhi dan ditaati oleh seorang manusia dengan segera dan seketika itu juga. Dengan ini masyarakat manusia, yang berada di dalam keadaan pendurhakaan terhadap khaliknya, mulai kembali tunduk dan mengakui keTuhanan Sang Pencipta dengan perantaraan satu orang yang bernama Abram. Dan dengan ini manusia kembali dengan keadaan pulih dengan Allahnya. Abram mematuhi dan mentaati panggilan Allah tanpa bertanya, tanpa menunggu dan menunda, tanpa jaminan, disamping janji Allah sendiri. Kepercayaan adalah ketaatan, adalah kepatuhan terhadap Firman Allah. Seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya : Kepatuhan Abram adalah kepatuhan terhadap Allah, bukan terhadap manusia. Dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia : Maksud si Y mengemuakan Lot di sini adalah mungkin sekali hanya salah satu kebutuhan sasterawan. Bersama anak-kalimat yang pendek ini, pengarang memperkenalkan Lot sebagai orang yang turutserta dan dengan itu ia mempersiapkan sang pembaca untuk cerita Lot (Kej 13:1-14). Namun begitu timbul pertanyaan, apakah di dalam pribadi Lot tidak diperlihatkan suatu tokoh suatu tokoh dari alam sekitar kepercayaan. Lot tidak dipanggil Allah. Meskipun begitu, Lot ikut serta. Ia, turut ambil bagian dalam berkat Allah, tetapi hanya sebagai pengikut saja.
            Di sinilah redaksi naskah P menyelipkan berita P mengenai keberangkatan Abram yang pendek sekali : Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Ayat 4b ini termasuk penanggalan naskah P yang berlangsung dari penciptaan sampai dengan Musa. Dengan ini catatan umur Abram tidaklah dimaksudkan secara biografis, melainkan harus dipahamkan sebagai matarantai dalam rangka perhitungan tahun oleh P. Meskipun begitu, beberapa penafsir[2] mementingkan, bahwa umur Abram yang sudah lanjut usianya itu memperlihatkan halangan-halangan yang merintangi keberangkatan Abram. Ayat 5, Abram membawa Sarai, Isterinya, dan Lot, Anak Saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan. Gaya bahasa P telah dikenal dari Kej 6:18; 7:13; 8:16, 18, yaitu dari segala anggota keluarga Nuh yang turut masuk ke dalam bahtera untuk diselamatkan. Isteri, harta benda dan hamba-hamba adalah termasuk rumah (-tangga) dan berhubungan erta dengan tuan rumah. Ayat 5b,  lalu sampai ke tanah Kanaan, merupakan sebuah ulangan yang menyatakan, bahwa disini ada dua naskah berjalinan. Bagian ini kembali termasuk Y. Tanah Kanaan adalah tanah yang dijanjikan Allah. Ayat 6, Abram berjalan melalui negeri itu: Abram tidak dapat langsung menduduki tanah yang dijanjika kepadanya. Selaku seorang asing atau penumpang Abram hanya dapat melalui, melewati dan mengelilingi tanah yang dijanjikan kepadanya itu. Tanah itu bukan kosong, sehingga ia hanya dapat mengisinya. Melainkan “waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu,” yakni penduduk asli dan ini juga ibadat asli masih berkuasa di dalam negeri itu. Kenyataan pengalaman Abram sangat berbeda dengan janji Allah (bnd Ibr 11:9). Janji itu tidak langsung ditepati, melainkan ditangguhkan : ‘Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu”. Kepercyaan  adalah kesabaran dan membutuhkan kesabaran hati yang tidak memandang barang yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan; Abram harus berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan. Kenyataan bahwa tanah Kanaan itu dikuasai oleh orang Kanaan dengan agamanya yang berpusatkan darah, tanah air dan kehormatan, kesuburan dan kemakmuran, adalah bertentangan dengan apa yang dijanjikan Allah kepadanya. Sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Istilah Ibrani untuk “tempat” (maqom, bhs Indonesia “makam”) seringkali di dalam Alkitab dipergunakan dalam arti “tempat suci”, tempat keramat, pusat sembahyang.  Sikhem (artinya: bahu, tengkuk, kuduk) memegang peranan yang luar biasa selaku pusat sembahyang dan sebagai tempat perkumpulan keduabelas suku itu yang bersatu dalam persekutuan ibadat (Amphiktyonie). Terutama dari Yos 24 dengan berita tentang “rapat besar” kedua belas suku itu diperoleh kesan tentang perkumpulan persekutuan ibadat Israel di Sikhem[3]. Sikhem terletak di daerah suku Manasye, anak Yusuf, yakni di daerah kedua suku Utara yang terkuat dan tekenal itu. Pohon tarbantin di More: “Pohon tarbanting” seringkali juga diterjemahkan dengan “pohon ek”. Istilah pohon tarbantin di sini menyatakan “pohon suci”. Pohon suci dekat Sikhem itu disebut beberapa kali di dalam Perjanjian Lama (Ul 11:30; Yos 24:26; Hak 9:6; 37; Kej 35:4). Sikhem memainkan peranan luar biasa selaku tempat ibadat dan pusat sembahyang Israel.
            More : artinya “petunjuk” kadang-kadang dipakai dalam arti “guru” (bnd. Yes 30:20; Ayub 36:22; Ams 5:13). Barangkali dapat dipahamkan, bahwa di bawah pohon suci tersebut pada mulanya diberikan wahyu dan ramalan (petunjuk). Tetapi More sekarang telah menjadi nama tempat suci sekeliling pohon itu. Dengan penjelasan-penjelasan di atas ini teranglah bahwa Abram pergi kepada salah satu tempat suci di daerah suku Utara yang terkuat, yakni Manasye, yang termasuk keturunan atau keluarga Yusuf.
Ayat 7-9 : Tuhan menampakkan diri kepada Abram, Pendirian Mezbah bagi Tuhan
            Ayat 7, Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman : “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya.Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Abram” : Itulah berita wahyu (teophani) biasa yang mengesahkan kesucian dan ketulenan salah satu tempat suci. Hanya cerita itu yang menjamin sahnya ibadat di dalam tempat suci tersebut dan kemungkinan untuk berjumpa dengan Allah. Adalah sangat penting, bahwa wahyu (theophanie) itu diiringi oleh perkataan/firman:.....dan berfirman: Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu. Penyataan diri Yahwe Israel bukanlah pembukaan layar di depan salah satu tugu, melainkan adalah penyataan diri dengan perantaraan firman (janji atau hukuman) yang akan berlangsung dan terwujud di dalam sejarah. Wahyu (theophanie) itu memperteguh kepercayaan Abram, tetapi kepercayaan itu tidak diganjari apa-apa kecuali dengan firman Allah. Maka didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan yang telah menampakan diri kepadanya. Penyataan diri Allah merupakan dasar dari dan mengakibatkan Ibadat/Kebaktian. Terhadap penyataan diri Allah itu Abraham hanya dapat menyerahkandiri kepada Allah. Pembangunan mezbah adalah tanda penyerahan diri atau kebaktian Abraham kepada Allah yang telah memperkenalkan diri kepadanya itu. Bersama ini Abram mendirikan mendirikan salah satu tanda nampak (nyata, konkrit) dari kepercayaannya yang tidak nampak. Di samping dan ditengah-tengah mezbah tempat orang Kanaan mempersembahkan kurban yang berdarah kepada dewa Baal, berdirilah sekarang mezbah sebagai tempat sembahyang kepada Yahweh. Allah Israel, pemilik yang sah dan mutlak dari tanah Kanaan. Abram membuka ibadat yang sejati dan menduduki tanah Kanaan untuk Allah. Mezbah, yakni ibadat, itu merupakan pendirian sebuah panji penaikan sehelai bendera yang menyatakan, bahwa sebenarnya seluruh tanah itu adalah kepunyaan Yahweh. Ayat 8, Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya: Sekali lagi sangat kuat diucapkan corak-pengembara ndan tabiat musafir gereja Israel yang “disini tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; melainkan mencari kota yang akan datang” (bnd. Ibr 13:14). Kemah adalah perumahan orang pengembara, yang tidak pernah bertempat tinggal yang tetap, yang selau dianggap dan diperlakukan sebagai orang asing, orang penumpang, orang dagang dan perantau; yang tidak mempunyai tanah dan bukan orang asli. Dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur :Y menginsafi di sini, bahwa Yakub adalah pendiri tempat suci Betel, sebagaimana ternyata dari cerita-sebab Kej 28. Sebab itu tidak diberitahukan suatu wahyu (theophani), melainkan Abram hanya berkunjung ke sana, di antara Betel dan Ai. Lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi Tuhan dan memanggil nama Tuhan: mendirikan mezbah berarti memulai ibadat di muak umum. Selanjutnya diterangkan dengan istilah: “memanggil nama Tuhan”. Istilah itu haruslah dimengerti sebagai doa kepada Allah, berseru kepada Allah dengan memakai namaNya. Memanggil Yahweh dengan perantaraan namaNya, menyeruh atau mengajak Allah datang dengan menyerukan namaNya. Pengertian tersebut diteguhkan lagi oleh nats-nats di mana Allah memanggil manusia dengan namanya. “Memanggil dengan nana” hampir menerima arti “memilih”, “mengerahkan”, “memperkerjakan”.
            Tetapi istilah qara’ be syem Yhwh itu dipergunakan juga untuk penyataan Allah di dalam Kel 33:19 dan Kel 34:5. Ada juga beberapa nats, di mana istilah “memanggil nama Tuhan” itu sejajar dengan “mengucapkan syukur”, “mengatakan terima kasih”, “mengakui”. Tentulah, syukur atau terima kasih (todah) itu dipanjatkan juga di hadapan Yahwe,yaitu “di depan seluruh umatNya” (bnd Mzm 116:14b, 18b). Syukur itu dinaikkan “dalam jemaah yang besar” (bnd. Mzm 135:18). Semua penjelasan itu adalah untuk mengatakan, bahwa – meskipun secara ilmu bahasa, arti istilah itu terbatas pada pemujaan dan sembahyang – toh pengakuan dan maklumat, adalah sangat dekat. Ibadat dimukaumum bukanlah hanya puji-pujian kepada Allah, melainkan juga puji-pujian Allah di hadapan manusia. Kepercayaan adalah pemujaan dan ibadat kepada – Yahwe, adalah doa dan pembicaraan dengan Allah sebagai jawaban dan balasan atas firman Allah. Kemuadian ayat 9 Sesudah itu Abram berangkat (nãsã)  dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negeb. Nãsã artinya mencabut paku-paku kemah. Yang dimaksudkan adalah bahwa Abram melanjutkan perjalanannya ke Selatan. Ia berpindah tempat sedikit demi sedikit. Negeb, negeri yang kering, merupakan wilayah selatan Palestina, di antara Kadesy-Barnea dan Bar-Syeba. Pada musim panas wilayah tersebut cukup kering sehingga menjadi gurun tanpa air atau tumbuhan. Dengan seluruh ternaknya, Abram ternyata memerlukan air dan rumput dalam jumlah yang besar. Negeb tidak akan memberikan apa yang diperlukan olehnya.
            Kemudian dalam ayat-ayat selanjutnya Abram akan melanjutkan perjalanan ke tanah Mesir.
  
TEOLOGI NASKAH
Ø  Berdasarkan apa kata Tuhan
1.      Firman Tuhan kepada Abram : “pergilah dari negerimu...” (ayat 1) memberikan pandangan teologi bahwa Tuhan berkuasa memilih dan memakai Abram sebagai alatnya. “kenegeri yang akan Ku tunjukan kepadamu” (ayat 1), memberikan pandangan teologi yaitu bahwa Tuhan menjanjikan suatu negeri yang baru bagi Abram setelah ia pergi/keluar dari negerinya.
2.      Janji Tuhan kepada Abram, antara lain membuat ia menjadi bangsa yang besar, membuat namanya masyur, memberkatinya bahkan menjadikan Abram sebagai berkat (ayat 2), memberikan pandangan teologi yaitu bahwa Tuhan adalah sumbersegala sesuatu ; kebesaran, berkat (keturunan), kemasyuran, serta pemulihan penyelamatan menjadi pribadi yang baru bagi Abram.
3.      Firman Tuhan kepada Abram : “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu” (ayat 7) memberikan pandangan teologi yaitu bahwa Tuhan (Allah Israel) adalah pemilik yang sah dan mutlak dari negeri / tanah itu (Kanaan).
Ø  Berdasarkan maksud / kehendak Tuhan
1.      Dengan melihat perintah Tuhan kepada Abram untuk pergi dari negerinya ke negeri yang akan ditujukannya (kanaan) seakan memberi pandangan tentang maksud Tuhan yaitu supaya Abram membawa berkat Allah kepada semua negeri dan tanah yang dilewatinya dan kepada segala kaum dan bangsa yang dijumpainya. Untuk itu berdasarkan maksud ini memberikan pandangan teologi bahwa berkat yang dari Allah tidaklah terbatas tapi bersifat universal.
2.      Berdasarkan kenyataan bahwa Abram berjalan sampai ke suatu tempat dekat sikhem yakni pohon terbantin di More yang pada awalnya adalah “tempat suci”, tempat keramat, pusat sembahyang, bahkan mendirikan mezbah yang pada dasarnya adalah tempat orang kanaan mempersembahkan korban yang berdarah kepada dewa Baal, dan di tempat itu pula Allah menempatkan diri melalui Roh dan berfirman kepada Abram membe3rikan pandangan teologi bahwa kehadiran allah dapat dinyatakan dimana saja, meskipun pada awalnya itu adalah tempat persembahan korban-korban kepada Baal.
Ø  Berdasarkan konsekuensinya
Melihat panggilan Tuhan kepada Abram yang di dalamnya juga berisikan janji-janji berkat, memberikan pandangan teologi bahwa ada konsekuensi dari setiap kepatuhan akan perintah Tuhan yakni Abram akan di berkati apabila ia menjalankan setiap perintah Tuhan bahkan lewat dia semua bangsa akan diberkati namun apabila ia tidak menjalakan akan perintah Tuhan maka sebaliknya akan dikutuk dan tidak akan diberkati.


[1] Bnd. Dengan Kej 13:2 :”Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya”
[2] Misalnya Frey dan Jacob Kroeker, Die Patriarchen, Gieszen, 1938.
[3] Bnd. Yos 24:1 : “Yosua mengumpulkan semua orang suku Israel di Sikhem”)
 

KEPUSTAKAAN


Alkitab Terjemahan Baru (TB), LAI, Jakarta 2005
Browning W.R.F, “Kamus  Alkitab (A Dictionary of the Bible)”, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2009
Ensiklopedia Masa Kini Jilid I (A-L), Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 2007
Ensiklopedia Masa Kini Jilid II (M-Z), Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 2008
Lasor W.S., et. al.,“Pengantar Perjanjian Lama , Taurat dan Sejarah”, BPK gunung Mulia, Jakarta 2009
Lempp Walter, Dr., “Tafsiran Alkitab_Kitab Kejadian 5:1-12:3”, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2009